Jumat, 03 Agustus 2012

Blind Sonar, Tongkat Tunanetra Dengan Sensor Ultrasonik


Blind Sonar berguna untuk mendeteksi keberadaan suatu benda atau halangan pada saat berjalan. Prinsip kerjanya dibuat mengadopsi kelelawar yang mampu mendeteksi keberadaan suatu benda dalam dalam gelap. Alat ini bekerja dengan cara mengeluarkan suara ultrasonik yang pantulannya akan kembali ditangkap oleh sensor. 

Sensor tersebut nantinya akan bergetar jika berada dekat dengan barang atau orang dalam jarak sekitar satu meter. Kemampuan tersebut akan bermanfaat besar bagi penderita tunanetra. Maklum, empat orang mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Gajah Mada (UGM) yang bernama Apri Setiawan, Indra Darmawan Budi, Sugiarto, dan Anam Bahrul Ulum yang menciptakan Blind Sonar memang mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa untuk bidang pengabdian masyarakat. Alat ini memiliki 5 komponen dasar yaitu sensor utama, mikro prosesor, motor getar, baterai, dan alat charger baterai. Biaya produksi untuk membuat satu buah Blind Sonar hampir mencapai Rp 2 juta. Namun, mereka berjanji akan menekan biaya produksi jika Blind Sonar akan diproduksi massal. 

Sementara itu, karena saat ini bentuknya masih agak besar dan terlihat seperti senter, mereka juga berencana untuk menyempurnakan model dan bentuknya. “Ke depan, pengembangannya bisa lebih sederhana dan praktis. Seperti handphone misalnya,” ujar Apri, seperti dikutip dari situs resmi UGM, Minggu (8/7). Blind Sonar telah diuji coba. Hasilnya, para penderita tunanetra di Yayasan Mardi Wuto RS Mata dr.Yap merasa sangat terbantu. Mereka juga memberikan apresiasi terhadap karya anak bangsa tersebut. Karya yang sederhana, namun sangat berguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar